Kamis, 19 Maret 2009

Sehari di Pasir Muncang

Hari Senin kemarin rame-rame ke Pasir Muncang, Lido (ke arah Sukabumi) bareng beberapa teman sekolah Xti (lengkap dengan ibu mereka dong...). Base kita di villa BI, secara papa Rico terdaftar sebagai pegawai BI gitu loh! Otomatis mama Rico bertindak sebagai tuan rumah.

90 menit perjalanan dari Jakarta, sampai juga kita di villa. Waktu sih masih menunjukkan pk 09.00 WIB, tapi begitu turun rasanya sudah pada kelaparan, terutama... ibu-ibunya, dasar!!! Anak-anak sih langsung ribut rebutan kamar. para mama ribut buka bekal bawaan masing-masing. Mama Lika bawa donat J'Co dan sambel teri medan, mama Meily bawa lontong isi dan mie instant. Aku sendiri selaku pengusaha kue gak 'aci' kalo gak bawa macam-macam: lasagna 1 loyang besar, proll tape 1 dus, masih ditambah tahu tempe goreng bumbu empal. Serbuuu...!!!

Cuaca sangat cerah, bahkan cukup panas sehingga membuat ibu-ibu enggan beranjak dari tempat duduk (sebagai area rumpian), untuk sekedar berjalan-jalan sekitar lokasi. Sementara anak-anak malah sudah ada yang belepotan lumpur dekat sawah dan jatuh di kubangan air. Namanya juga anak-anak. Anehnya, anakku malah ada sedikit trouble, dia nolak mentah-mentah gabung dengan rombongan anak-anak untuk menjelajah sawah. Awalnya aku berusaha maklum, karena itu hak dia, tapi aku jadi sedikit hilang kesabaran ketika dia mulai ngambek karena tidak ada satupun teman yang bersedia menemaninya untuk tinggal di villa. Pengin rasanya langsung memberinya mata kuliah dasar-dasar pertemanan. Akhirnya ada waktu juga untuk berdua saja di kamar lantai atas. Kamu gak boleh egois, harus bisa ngalah, gak boleh maksakan kehendak... bla bla... Emang seharusnya gitu kan? Cuma dalam situasi singkat aku sudah gak mikir salah opo bener caraku tadi. Terakhir, dalam pelukanku aku bilang kalau dia di sini untuk bersenang-senang bareng teman, have fun! Ternyata sukses juga, aku lega dan kuharap waktu itupun dia lega. Setidaknya setelah dia berjanji jadi anak baik lagi dan ikut aku turun, menunggu teman yang lain pulang ke villa. Sukses!

Untung gak lama teman-temanya pada balik ke villa. Maklum, panasnya mulai nylekit! Sepakat kita istirahat siang sebentar dan mulai jelajah sawah setelah makan siang.
Dengan menu sederhana, nasi, oseng kangkung, tempe goreng dan sambel teri sambel terasi kenyang benar ini perut. Bahkan saking kenyangnya sampai jadwal jalan-jalan mundur terus sampai 3.30. Yang penting, akhirnya bergerak juga badan-badan wanita usia jelang 40 ini. Yang penting lagi Xti sudah bisa enjoy, ikut serta menikmati tour de village. Dasar ibu-ibu kecentilan, baru berapa meter melangkah, foto dong... foto! Lihat ada yang bagus untuk latar belakang, foto yuk... foto! Pokoknya lupa umur deh!

Paling seru kalau harus lewat jembatan di kali yang cukup deras airnya. Banyak yang ketakutan dan gak pede: maklum jembatan sudah sangat renta, baru sebelah kaki berpijak saja sudah berderit-derit diiringi goyangan bambu karena bekas kaki kita. Kalau aku sih lumayan pemberani, maklum dasare wong ndeso, tetep wae ndeso! Asal tahu saja, ada juga yang terpaksa nrimo ketika harus kejeblos dalam sawah yang baru disemai padi (jelas masih sangat berair kan!). Ada yang seneng bisa melihat orang memasak dengan tungku asli khas pedesaan. Pasti serasa kembali ke masa di mana neneknya tinggal, hehee... Anak-anak senang bertemu dengan induk ayam dan anak-anaknya yang giat mencari makan.
Ternyata lama gak pernah naik turun tanjakan dan bukit kecil, lewat pematang sawah yang begitu sempitnya sukses membuat semua berkeringat dan terengah-engah. Ngosh..ngosh...

Benar juga, begitu sampai villa, semua langsung kelaparan lagi! Langsung deh semua sepakat masak mie instant dengan ditambah irisan cabe rawit(kecuali anak-anak tentunya) dan kangkung. Nikmaaat...

Pk 17.30 WIB kita cabut deh ke Jakarta (tuan rumah tetap tinggal menginap). Secara kita masih ada kegiatan lain untuk hari berikutnya. Yang penting semua senang, dan anak-anak juga cukup senang dan puas dengan oleh-oleh yang mereka bawa dari hasil berburu mereka sendiri: berkantung-kantung plastik bunga pinus!

Tapi herannya, mengapa malah Jakarta yang diguyur hujan dengan derasnya???